Empat Tahun Prestasi Lumpur Lapindo

Sore ini ada tayangan mengenai 4(empat) tahun Lumpur  Lapindo di Metro TV ... Tayangan itu aduhai cukup berhasil membuat perutku mules...Kalo itu memang yang dikehendaki pembuatnya maka acara itu bisa dibilang berhasil. Menurutku sih ... TV jaman sekarang memang tidak bebas kepentingan karena TV, media massa, pers dsb , termasuk dewan,  sedikit banyak terkait dengan kekuasaan karena itulah sampai ada ide dari Pak Sawali : blog, facebook dan sejenisnya akan menjadi pilar kelima dalam demokrasi . Saya rada maklum mengapa yang menayangkan berita Lapindo sedemikian intensif adalah Metro TV bukan misalnya saja TV One... 

Tetapi terlepas dari sisi kepentingan masing-masing bos di dalam TV tersebut, tetap saja dalam tayangan itu ada bagian-bagian menarik yang patut dijadikan pelajaran. Ada banyak hal ternyata yang menarik dari kejadian lumpur lapindo dan tetek bengeknya...

Pertama : Saya malah baru tahu kalo dalam peristiwa itu diarahkan supaya tidak terjadi proses ganti rugi tetapi justru dipakai istilah jual beli... Jadi rakyat menjual dan Lapindo membeli... Keduanya sama-sama ikhlas.. :(     Jadi bukannya karena merugikan maka Lapindo harus memberi  ganti rugi ... Bukan gicu konsepnya...

Halah Mas, istilah apa pentingnya?  toh substansinya sama.  Lapindo membayar dan rakyat terima uangnya... 

Lha justru tepat disitulah masalahnya...Akibat konsep manis dengan nama "jual dan beli " itu Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo dengan manis gurih asem  mengelak ketika janji manis Lapindo tidak terpenuhi... 

Alasannya apa ? Itu bukan lagi urusan BPLS  , karena yang terjadi adalah proses jual beli sehingga kalo misalnya cicilan Lapindo molor2 itu masuknya perdata dan sudah nggak ada hubungannya lagi sama tugas BPLS karena nggak ada Pepress yang mengatur itu... Itu urusan penjual dan pembelli. Kami paling membantu mengingatkan. Mohon itu ditanyakan ke Lapindo sendiri.

jawaban hebat bukan ???

BPLS ada saat mediasi dan suasana diarahkan supaya rakyat yang takut kalo tidak dibayar setuju saja dengan istilah "Jual Beli" , bagi rakyat istilah apa pentingnya yang penting mereka dapet uang ganti rugi ...

lha setelah "Jual Beli" itu tidak terpenuhi juga karena nyatanya cicilan dibayar molor-molor bahkan ada yang nggak dibayar, BPLS merasa itu bukan tanggung jawabnya karena alasan yang ada sekarang adalah  "jual beli" itu... 

Hebat sekali kan permainan keren manusia-manusia di atas sana...  :(

Kedua : Dari analisa pakar dan juga perasaan umum , jelas-jelas Lapindo yang menyebabkan peristiwa itu terjadi, tetapi pemerintah Yudhoyono dengan manisnya telah  memakai APBN 4,3  T gara-gara kasus Lapindo itu... Dalihnya Bencana Nasional... Hebatnya lagi pengadilan juga mengatakan Lapindo tidak bersalah... Keren betul kan ?

Ketiga : Analisa pakar juga mengatakan bahwa semburan lumpur masih bisa diatasi tetapi pada kenyataannya dibiarkan begitu saja , malah muncul wacana jualan genteng segala ketimbang mikir menyumbat lumpur yang jelas telah dan akan merugikan ribuan orang di Sidoarjo dan Jawa Timur. 

Kandungan lumpur mengandung logam berat yang jelas merusak lingkungan, belum lagi aneka polusi, plus penggusuran paksa baik, rumah, pabrik, dsb... Semakin lumpur itu banyak mengalir , maka kondisi terhadap lingkungan dan masyarakat juga makin parah. 

Keempat : Pada saat ini mulai muncul analisa bahwa sangat mungkin bahwa uang2 ganti rugi yang pernah diberikan Lapindo akan dimintakan ganti dari negara, dengan alasan Lapindo tidak terbukti bersalah. Lha karena tidak bersalah mestinya pemerintah yang bayar bukan Lapindo... Apalagi Penghambat terbesar Menteri Keuangan Sri Mulyani yang selama ini keras , sudah sukses dilengserkan dari jabatan Menteri Keuangan... Namanya analisa tentu bisa benar bisa salah, hanya saja kalo Ical memang pengin jadi presiden 2014 toh saat ini dia sudah kaya, mendingan dia tidak melakukan itu deh...

Kelima : Pemerintah baik pusat dan daerah tampaknya juga sangat ramah kepada perusahaan dan orang-orang pentingnya . Lapindo meskipun sangat keras gaungnya terkait dengan penyebab bencana multi accident ...berhasil dengan sukses mendapat penghargaan zero accident dari pemerintah Jawa Timur ..

Kalo di pusat lain lagi ceritanya , saat ini sepeninggal Sri Mulyani, secara cukup mencolok entah mengapa kok malah dibuat sedemikian mencolok - rakyat bisa melihat bahwa hubungan SBY dan Ical lagi mesra-mesranya. Begitu Sri Mulyani mundur sesaat kemudian ada sekretariat gabungan. Apakah itu memang kebetulan atau psywar atau malah pernyataan kemenangan terang-terangan ??? Malah sempat terdengar omongan bahwa ketua harian sekretariat gabungan bisa memanggil menteri. Sesuatu yang dasyat kan....

Dari semua sisi ini rasanya sungguh berat bagi rakyat Sidoarjo untuk mendapatkan haknya ... Karena mereka benar-benar berhadapan dengan benteng-benteng kekuasaan yang kuat baik politik, ekonomi, bahkan hukum... 

Apakah kita masih layak berharap pada SBY untuk membantu mengatasi peristiwa ini .?  Jika Iya lalu apa yang sebenarnya kita harapkan dari  seorang SBY ? Jika Tidak, lalu siapa lagi yang bisa mengatasi peristiwa ini, jika presiden saja tidak mau atau tidak mampu berbuat lebih banyak... 

Semoga seluruh korban Lapindo baik yang mengalami kerugian ekonomi, fisik, mental, sakit penyakit  diberikan ketabahan.

Semoga para pemimpin dan juga penguasa negeri ini diberikan kemurahan hati...

Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua... 

SALAM






SALAM