Kulihat di kaca benggala
Ada Gali menjual ayam
untuk istri tetangga yang melahirkan
Sementara ustad dan pendeta sedang
sibuk menghitung sedekah dan perpuluhan
Kulihat di kaca benggala
Ada serombongan bendera yang berkibar gagah
Sementara seorang anak tertidur pulas di bawahnya
Ada berita di surat kabar kumal
bekas bungkus sambel pecel :
Seorang balita ditabrakkan kereta oleh bapaknya
hingga putus kedua kakinya.
Ada badai besar, ada berita perang dimana-mana.
Seorang Ateis menyeringai bertanya lirih kepadaku :
Dimanakah Tuhan untuk anak itu ?
Aku tersenyum dingin tapi Hatiku rawan gundah ,
aku mendadak marah sumpah
entah pada siapa .
Aku gundah gulana .
Aku sedih merintih
tapi tak tahu harus bagaimana
Kugigit bibirku menatap langit hitam
“Matahari tercinta…- masihkah engkau bersinar besok pagi ?”
-“ Jika bukan untukku…- setidaknya untuk anak itu ? “
Seribu waktu berlalu dalam hening.
Berlalu tanpa kata.
Kutatap pelita di dingin malam.
Kuhela napas teringat kata seorang siswa Budha
“Tidak semua Dharma bisa diajarkan, temanku. “
“Biarkanlah waktu yang akan mengikis segala luka. “
“Baaah….enak kali kau bicara.” Semburku
Tetapi bagaimana bila timbul dan timbul lagi, luka yang baru ???” bantah setengah hatiku.
Aku meraung dasyat bagai beruang terluka :
Ingin kubunuh Socrates, ingin kubunuh Epicurus.
“Bangsat !!!”
Tetapi di wajah mereka kulihat
dua potong kaki di pinggir rel kereta
Kuhapus kaki-kaki tengik itu dari cermin benggala
Tetapi keduanya berpindah ke penghapus
Kuhapus kaki-kaki itu di penghapus
Kaki-kaki itu bagai laba-laba meloncat masuk ke hatiku
Kuiris dan kubuang hatiku …Kadal buduk !
Lalu kutulis puisi tanpa hati.
Kutulis puisi demi puisi
Kata demi kata mengalir bagai limbah kali perusahaan anak emas pejabat
Frame demi frame berpindah, terus berpindah begitu cepatnya
Kali ini : Kulihat Epicurus dengan kaki-kaki palsunya
“Kaki palsu ini sungguh enak. Hmmm…-
Ini buatan Socrates” katanya .
“Kau sungguh keren dengan kaki itu” kataku
Matanya berbinar : “ Benarkah ?”
Aku mengangguk kecil
Aku bertanya perlahan padanya :
“Kau masih tak percaya Tuhan , Epicurus ???”
Dia menyeringai padaku : “ Dimanakah Tuhan saat itu ?
Aku menjawab lirih : “Anggap saja Dia sekarang di Kaki Palsumu. “
Epicurus tersenyum hambar. Aku tersenyum menghibur.
Kaki palsu itu keras menghantam wajahku.
“Itu Tuhanmu, ambilllah “ katanya .
Kuseka darah di mukaku
Kuambil potongan kaki palsu
Wajahku sakit
Tapi hatiku jauh lebih perih, sumpeh deh.
Aku tersenyum menatap cermin
dengan harga diri terluka
“Dimanakah kamu wahai kadal buduk, ketika anak itu putus kedua kakinya?”
“Dimanakah kamu wahai bajingan ketika bom meledak dimana-mana?”
“Dimanakah kamu saat peluru bagai hujan bertebaran di Palestina?”
“Dimanakah kamu saat anak-anak Afrika menggigil kelaparan?”
Dan kamu hanya bisa mengutuk tanpa berbuat apa-apa?
Ingin kukutuk para bajingan tetapi itu diriku
Ingin kukutuk para kadal buduk tetapi aku di antara mereka
“Wahai Engkau yang berlagak mewakili Tuhan , dimanakah kamu saat segala kemalangan menimpa dunia ? “
Duhai amboi lelahnya …
---- Amboi lelahnya…
“Ah …Sudahlah……………………………?!”
Ya Sudahlah….!?
Sudahlah …………………………………….?
Sudahlah…………………..?
Ya sudahlah.
“Ah Kakak , itu sungguh terlalu berlebihan, “ kata adikku
Aku mengelus kepalanya
kepala Epicurus….
“Sudahlah” kataku….
“Ya Sudahlah….”katanya
“Matahari masihkah engkau bersinar besok pagi” tanyaku kembali
Matahari tersenyum simpul :
“ Aku sungguh lelah menjadi matahari.,
tapi mau bagaimana lagi…
Tidak mudah mencari pekerjaan baru sekarang,
meskipun konon kita sudah merdeka …”
Aku tersenyum dalam tangisku :
“Terimakasih Matahari. Bolehkah aku kini berteriak : Merdeka ? “
Matahari bulan Agustus tersenyum malu –
cuma mengangkat bahunya.
“aku tak tahu.”
( 22 Agustus 2009)
===============================================================
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa untuk para teman-temanku.
Marhaban ya Ramadhan
Dirgahayu untuk Indonesia
Merdeka !
Selamat merayakan hari kemerdekaan bagi yang merasa sudah merdeka
Selamat memperjuangkan kemerdekaan bagi yang merasa belum merdeka :)
Selamat Ultah Merdeka juga untuk India yang merayakan kemerdekaannya tanggal 15 kemarin.
Selain Mesir , India merupakan negara sahabat yang memberikan pengakuan pertama atas kemerdekaan kita...Dirgahayu untuk India
Selamat Ultah untuk blognya Bu cerpenis.
Terimakasih untuk Mbak Fietria atas awardnya
Begicu juga terimakasih untuk Mbak Fanny
INI AWARD dari MBAK Fietria
Ini AWARD dari MBAK Fanny
Mbak Pit-pit dan Mbak Pan Pan kuterima award kalian dengan sukses :)
Terimakasih banyak...Terimakasih..
Berhubung saya lagi sibuk nulis buku, mungkin saya lebih jarang main. Ngenet pasti masih, apalagi saya juga masih terikat janji ala mafia martabak. Tetapi sedikit lebih jarang gicu lho.
SALAM Semuanya
==================================================================
Sumber Ide :
http://donyariya.com/?p=415
http://ditter.wordpress.com/2009/07/14/kasus-endy-tegar-kurniadinata-bikin-shock/
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/07/16/14150684/mbah....kakiku.copot.2
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=a10118110deab18a25a4a3cb5cae6bb5&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc
http://pacitan-world.com/pacitanweb/php/berita/media.php?module=detailberita&id=69
Hello world..
7 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah Berkunjung ....Ditunggu Komentarnya Lho....Silahken Silahken.... ^_^