Selasa, 30 Desember 2008

Solidaritas untuk Palestina

Menjelang tahun baru 2009, tampaknya akan menjadi tahun yang sulit bagi perdamaian dunia. Akhir 2008 yang tadinya relatif tenang mendadak heboh oleh serangan brutal Israel ke Palestina. Kekerasan demi kekerasan atau lebih parah lagi kekerasan dominan satu pihak kepada pihak yang jauh lebih lemah menjadi tantangan serius bagi perdamaian dan kemanusiaan. Saat tulisan ini saya ketik, data di TV One sekitar jam 10 malam mencatat setidaknya 320 warga Palestina meninggal, sekitar 1000 orang terluka serius - karena menjadi korban pengeboman Israel. Seperti biasa lagi-lagi warga sipil yang menjadi korban. Dengan alasan sebagai pusat Hamas, tentara Israel beberapa kali melakukan pengeboman terhadap bangunan-bangunan sipil di antaranya perkantoran, sekolah bahkan juga rumah sakit. Dalam hukum manapun kecuali hukum Barbar - serangan terhadap warga sipil adalah tindakan memalukan, barbar sekaligus tidak beradab.

Tetapi tampaknya bagi sebagian kecil manusia, siapa yang perduli dianggap biadab atau kadal buduk sekalipun – sepanjang segala kepentingan dan hasrat bisa diperoleh. Lalu kapankah bisa terjadi perdamaian dunia? Entahlah….- Secara realistis tampaknya itu sulit terjadi dalam waktu dekat. Bahkan secara rasional saya kira itu juga sampai kapanpun tidak akan pernah terjadi. Apakah saya terlalu pesimistis? Seperti biasa jawaban klasiknya pada bulan Mei. Meibi Yes Meibi No.

Banyak pihak, banyak tokoh, banyak pakar yang menyoroti konflik Israel Palestina hanya sekedar Israel Palestina. Ada yang menyoroti ini dari sisi Timur Tengah, ada juga yang mengaitkan ini dengan masalah agama. Tetapi bagi saya pribadi, masalah perang termasuk perang Israel Palestina adalah sesuatu hal yang sungguh rumit. Mengapa menyelesaikan perang adalah rumit? Karena sungguh banyak kepentingan yang terkait dengan masalah kepentingan ekonomi, politik dan kekuasaan. Kepentingan semacam itu tidak saja melibatkan pihak-pihak yang bertikai langsung – tetapi lebih jauh lagi melibatkan banyak pihak dibelakangnya. Ketika ada upaya perdamaian di depan, ketika pihak yeng bertikai atau setidaknya rakyat ingin berdamai - belum tentu pihak-pihak yang ada di belakang ini mau mendukung.

Pada dasarnya jika kita mencoba menganalisa secara lebih kritis : Siapakah yang paling diuntungkan oleh adanya perang ??? Ada rekan-rekan yang pernah memikirkan masalah ini ?

Jawaban klasiknya ada beberapa pihak :

Pertama adalah penjual senjata. Senjata menjadi berguna, tentara bayaran menjadi lebih berharga ketika ada perang.
Kedua : Para pedagang minyak, pemilik kilang-kilang minyak karena harga minyak cenderung akan naik ketika terjadi perang. Minyak juga dibutuhkan untuk menjalankan alat2 perang.
Ketiga : Pemilik media-media yang berpengaruh. Karena berita perang umumnya laku.
Keempat : Tokoh-tokoh sosial, tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama maupun non agama yang posisi sosialnya menjadi semakin meningkat ketika ada perang.

Selain masing-masing pihak yang bertikai langsung - Keempat komponen dibelakang inilah yang menentukan apakah perang berlanjut atau berhenti. Dan karena keempat komponen ini diuntungkan karena perang, maka secara esensial yang mereka inginkan adalah adanya perang. Tidak perduli yang berperang siapa, atau motifnya apa. Yang penting ada perang dan mereka mendapatkan keuntungan baik keuntungan ekonomi, politis maupun kekuasaan.

Dan karena kelompok kadal buduk ini terlindungi secara politis, ekonomi maupun kekuasaan, maka dengan mudah saja mereka memutuskan kapan terjadi perang supaya mereka mendapatkan keuntungan. Serta kapan mengupayakan perang berhenti agar citra mereka meningkat. Nasib dunia dipermainkan seenak udel oleh hanya beberapa gelintir kelompok manusia-manusia super - baik super dari sisi sumberdaya serta super juga dari sisi kebiadaban.

Kalau anda bayangkan penjual senjata itu sebangsa manusia penjual mercon kepada anak-anak SD, kalau anda bayangkan perusahaan tentara bayaran atau Private Military Company itu sebangsa organisasi kumpulan preman di salah satu kota besar di Indonesia, maka tampaknya anda terlalu meremehkan daya hancur mereka. Penjual senjata yang saya maksud - levelnya adalah konglomerat Internasional, perusahaannya multinasional pula. Bahkan kemampuan tentaranya sama sekali tidak kalah dengan tentara negara manapun. Mereka Tidak saja punya tentara – menyewakan tentara – mereka bahkan punya pesawat tempur, jual beli senjata berat - bahkan lapangan terbangnya saja sering dipinjam untuk dipakai latihan tentara reguler Amerika.

Dan yang lebih mencolok mata lagi saham-saham perusahaan senjata, saham kontraktor pertambangan sekaligus penyuplai keperluan perang ternyata dimiliki oleh banyak elit politik negara-negara maju termasuk Amerika Serikat. Apa artinya ini ? Artinya mudah saja : Secara logis banyak elit politik Barat termasuk Amerika Serikat yang diuntungkan secara ekonomis ketika terjadi perang. Secara pribadi mereka punya kepentingan agar perang terjadi. Dan apa yang saya maksud dengan kata “mereka” jelas bukan orang sembarangan. Misalnya saja Dick Cheney adalah mantan CEO Halliburton, sebuah PMC besar yang menerima kontrak jutaan dollar untuk infrastruktur perang Irak. Manusia satu ini termasuk salah satu manusia yang paling dikutuk oleh aktivis Antiperang Amerika karena dianggap sebagai pendorong perang di mana-mana. Termasuk perang Irak.

Itulah alasan mendasar mengapa saya katakan mencapai perdamaian dunia itu sulit. Benar-benar sulit. Ini tidak saja terkait dengan pihak yang bertikai, tetapi terkait dengan para raksasa kadal yang justru sangat berkepentingan agar perang – apapun bentuk dan motifnya tetap terjadi. Agar perang selalu ada, secara konstan – tetapi masih tetap di bawah kendali mereka.

Jika perang ada ini artinya : Senjata2 baru yang dihasilkan oleh pembuat senjata laku. Senjata2 baru bisa diuji secara riil aplikasinya di medan perang. Ini artinya tambahan pundi-pundi dollar. Bila perlu senjata bisa saja dijual kepada kedua belah pihak yang berseteru baik terang-terangan atau melalui jalan belakang. Elo perang, jelas artinya elo butuh senjata yang paling canggih. Butuh tentara yang paling terlatih.

Jika perang ada berarti minyak bumi akan naik, minyak dibutuhkan untuk menggerakkan alat-alat perang. Ini artinya harga saham akan naik dan saya untung lagi.

Jika perang ada berarti akan ada banyak kota yang hancur, sehingga akan dibutuhkan banyak perbaikan infrastruktur. Dan ini lagi-lagi duit...duit dan duit. Pokoknya duit lagi. Perang - bangunan hancur, sekolah hancur, rumah sakit hancur. Kalau hancur ya dibangun lagi. Itu justru tambang emas yang nilainya jutaan dollar. Hancurkan lalu bangun. Bangun lalu hancurkan lagi.

Jika perang ada berarti perusahaan media makin kaya. Sebagian perusahaan media ternyata juga cukup punya korelasi dengan perusahaan tambang minyak dan penjual senjata.

Jika perang ada, berarti saya makin berkuasa. Bahkan bisa jadi menteri, jadi wapress, bahkan siapa tahu dalam jangka panjang bisa jadi presiden. Setelah itu hentikan perang barang satu atau dua bulan. Dan saya akan mendapatkan nobel untuk perdamaian.

Kalau demikian halnya ....Lalu Mengapa harus ada perdamaian ??? Bukankah perdamaian itu justru tidak menguntungkan ?

Kalau PMC memiliki potensi bahaya yang sedemikian menakutkan bahkan menjadi ladang kebiadaban para tokoh-tokoh internasional – lalu mengapa PMC ini dibiarkan terus ada ??? Jawabannya sederhana saja. Pemerintah Amerika secara khusus dan pemerintah negara lain yang terlibat dengan ini, bisa melepaskan tanggung jawabnya kepada rakyat bila memakai PMC.

Dengan adanya perusahaan tentara bayaran ini berarti : Tekanan terhadap pemerintah sedikit berkurang – karena kalaupun ada manusia yang mati bukan dari tentara rakyat sehingga diharapkan protes rakyat atas kematian tentara negara berkurang. Karena yang mati toh manusia yang dibayar untuk siap mati.

Dengan adanya perusahaan tentara bayaran berarti : Menampung tentara yang nganggur dalam Masa Damai. Tentara itu ditawari menjadi tentara bayaran dengan gaji berkali lipat. Solusinya buat perang lagi di negara-negara lain sehingga pengangguran berkurang. Dengan perang – maka tentara bayaran punya pekerjaan. Pabrik senjata dan pabrik infrastruktur militer juga akan berjalan lagi

Dengan adanya perusahaan tentara bayaran berarti : Membuka lahan bisnis yang seluas-luasnya karena bidang ini memang sangat luas. Tidak saja terkait langsung dengan senjata tetapi juga penyediaan sarana dan prasarana perang dan juga rehabilitasi infrastruktur yang rusak setelah perang. Berapa nilainya ? Milyaran dollar.

Dengan ada perusahaan tentara bayaran berarti : uang mengalir ke kantong2 elit politik. Sekali lagi uang...uang..uang dan uang. Kadal buduk yang sungguh very very buduk.

Sekali lagi saya sungguh pesimis akan ada perdamaian - karena saya menyadari bahwa perang itu bukan lagi sekedar konflik yang tidak sengaja terjadi. Tetapi perang justru suatu keadaan yang diinginkan bahkan memang sengaja dirancang oleh sebagian manusia-manusia biadab yang punya kuasa.

Saya menyadari keterbatasan saya, saya menyadari peluang untuk perdamaian permanen di masa depan sangat kecil. Tetapi biarpun kecil itu toh masih ada. Saya teringat Dalam sebuah dialog dengan rekan atheis – mereka berkata bahwa peluang keberadaan Tuhan itu kecil. Saya menjawab singkat : selama peluang itu masih ada berarti ada. Peluang munculnya mata dadu satu itu kecil, tetapi selama peluang itu ada artinya satu itu ada.

Dalam kasus maha sulit, super menyedihkan – saya hanya bisa tersenyum getir memandang langit dari balik jendela : Wahai Engkau yang kami kenal sebagai Sang Maha Kuasa. Wahai Engkau yang kami kenal sebagai Sang Maha Baik. Dengan sepenuh hati aku meminta : Berikanlah sedikit ketukan untuk menggugah para pembuat bencana. Berikanlah rahmatMu, berikanlah jalan bagai saudara-saudara kami di Palestina. Kami sungguh tak berani menagih janjiMu Tuhan. Tetapi tidakkah Engkau juga menangis melihat kemalangan anak-anakMu ?

SALAM

lovepassword mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru bagi para teman yang merayakan.

SAMPAi Jumpa di Tahun 2009. Tahun yang tampaknya sungguh suram tidak saja karena krisis tetapi juga perang. Hmmmm.... apalagi ya ? - Saya malah bingung mau ngomong apalagi.

SALAM lagi saja deh.

SALAM.


0 komentar:







Posting Komentar

Terimakasih telah Berkunjung ....Ditunggu Komentarnya Lho....Silahken Silahken.... ^_^