Selasa, 03 Juni 2008

Dua Macam Kesombongan Manusia

Ada banyak kesombongan manusia. Ada orang yang senang menyombongkan hartanya, ada juga orang yang menyombongkan kekuasaannya, ada yang menyombongkan ilmu pengetahuannya, kecantikannya, kesalehannya dan masih banyak lagi. Di antara sekian banyak kesombongan itu, kalau dirangkum muaranya mungkin cuma ada dua yaitu :


Yang pertama adalah menyepelekan atau menisbikan Tuhan (baik disengaja atau tidak sengaja) Sedangkan Kesombongan pada sisi sebaliknya adalah sok tahu terhadap Tuhan.(baik sengaja atau tidak sengaja)


Inilah Cerita-cerita tentang Kesombongan Tipe Pertama :


Kisah tenggelamnya kapal Titanic mungkin bakal jadi kisah klasik yang bakal terus diingat banyak orang. Sebuah kapal raksasa, kapal maha canggih pada jamannya yang dikabarkan tidak mungkin bisa tenggelam - secara ironis pecah terbelah dan tenggelam dalam pelayaran pertamanya. Apa yang dianggap sebagai karya maha canggih pada jaman itu (sehingga katanya tidak bisa tenggelam) ternyata berdasarkan penelitian ilmuwan sekarang dianggap menyimpan cacat teknis yang sangat serius yang agaknya tidak disadari. Jenis logam yang dipakai pada jaman itu adalah tipe yang mudah retak pada suhu yang sangat dingin. Baja yang secara umum kesannya kuat, dalam suhu yang sangat dingin telah berubah menjadi rapuh seperti gelas kaca.


Gedung WTC yang digembar-gemborkan oleh para arsiteknya kuat menahan serangan teroris, secara ironis runtuh oleh sebuah serangan dari atas. Pesawat berbahan bakar penuh ditabrakkan ke bagian atas menara menimbulkan kebakaran hebat yang meruntuhkan bangunan atasnya. Kerangka baja di bagian atas memuai lepas sambungannya satu persatu akibat efek panas yang luar biasa, akibatnya lantai paling atas runtuh, kemudian satu demi satu lantai demi lantai runtuh menjatuhi lantai-lantai di bawahnya. Dalam sekejab saja bangunan tinggi yang kabarnya dirancang anti-teroris itu hampir rata dengan tanah.


Bangunan-bangunan yang dikabarkan tahan gempa di Jepang, malah runtuh oleh gempa skala kecil. Skala Richter(besaran gempa) ternyata bukan satu-satunya ukuran yang berpengaruh terhadap keruntuhan sebuah bangunan.


Sesuatu yang seringkali dianggap hebat ( tidak terkalahkan ) oleh manusia justru diruntuhkan oleh masalah-masalah yang kelihatannya justru sangat sepele. Ibaratnya Mike Tyson pun bisa jatuh gara-gara terpeleset kulit pisang.


Inilah Cerita tentang Kesombongan Tipe Kedua :


Sebuah kisah dibalik penemuan Pesawat Terbang. Alkisah di suatu masa menjelang penemuan/penciptaan pesawat terbang oleh Wright bersaudara. Para agamawan pada waktu itu mencibir ide manusia dapat terbang. Mau tahu apa kata mereka ? Mereka berkata seperti ini : Andai Tuhan ingin manusia dapat terbang - tentu Dia sudah memberi kita ....sayap.


Pada jaman sekarang dimana sudah terbukti bahwa manusia dapat terbang bahkan dapat terbang sampai ke keluar angkasa, Jawaban terhadap para “Wakil Tuhan” tersebut mungkin seperti ini : “Ya, tentu saja Tuhan ingin manusia dapat terbang, karena itulah Dia memberi kita..... Otak ! “


Entah bagian Kitab Suci yang mana yang mereka tafsirkan sehingga mereka malah mewajibkan Tuhan harus memberi sayap kepada manusia bila ingin manusia dapat terbang. Serta Entah kapan pula mereka pernah menjadi Tuhan ?


Kisah lain yang juga pernah terjadi tentang kesombongan tipe kedua, terjadi pada jaman Galileo. Galileo dipenjarakan bahkan hampir dihukum mati karena dia mendukung ide yang menyatakan kalau bumi bergerak mengelilingi matahari. Konsep Bumi bergerak mengelilingi matahari atau Heliosentris dianggap konsep sesat oleh agamawan pada waktu itu, karena ada ayat dalam Kitab Suci yang mengatakan bahwa manusia adalah penguasa bumi atau kafilah di muka bumi.


Berdasarkan logika agamawan jaman itu : Karena manusia adalah penguasa atau pengatur alam semesta, sedangkan bumi adalah tempat tinggal manusia – maka tidak bisa tidak, pusat alam semesta adalah bumi.


Karena merasa sebagai “wakil Tuhan” para agamawan merasa berhak meluruskan apa yang mereka anggap sesat dengan cara mereka sendiri. Sayangnya sejarah dan ilmu pengetahuan modern kemudian membuktikan bahwa merekalah yang harus memperbaiki cara mereka dalam menafsirkan Kitab Suci. Tidak ada satu ayat pun dalam Kitab-kitab Suci agama Samawi (baik Yahudi, Kristen, maupun Islam) yang mengatakan kalau bumi adalah pusat alam semesta.


Para ahli tafsir belakangan ini ( yah mungkin saja karena mereka sekarang sudah makan sekolahan ^_^ ) menafsirkan model ayat semacam di atas bukan sebagai Hak istimewa bumi sehingga bumi adalah pusat alam semesta - melainkan justru menekankan pada kewajiban manusia untuk mengelola bumi sebaik-baiknya. Manusia sebagai pengatur bukan berarti segalanya menjadi manusia sentris atau bumi sentris – tetapi manusia justru berkewajiban mengelola bumi dan alam semesta sebaik-baiknya. Sebuah konsep yang lumayan ideal - yang sayangnya entah kenapa tidak terpikirkan oleh para agamawan pada waktu itu.



Masa demi masa telah berganti. Kisah-kisah klasik seperti di atas masih diceritakan orang.

Tuhan dengan caraNya sendiri agaknya selalu berbaik hati mengingatkan manusia. Tetapi entah mengapa kesombongan demi kesombongan yang sama terus saja kita lakukan.


Ada pejabat yang senang menginjak bawahan menjilat atasan, ada penguasa yang lupa kalau kekuasaan itu adalah amanat yang berat dari Tuhannya, banyak juga tokoh-tokoh agama yang berkata, bertingkah laku seolah-olah mereka itu Nabi bahkan Tuhan sendiri. Perkataan : “Andai Nabi..., Andai Tuhan” menghiasi banyak sekali khotbah dan buku-buku agama.


Kita bahkan merasa berhak menganiaya bahkan membunuh orang lain dengan mengatasnamakan Tuhan. Nama Tuhan kita besarkan dengan korban darah manusia lain - seolah-olah Tuhan kita adalah sejenis butho ijo atau dedemit yang butuh persembahan darah manusia.

Kata-kata suci terus saja didengung-dengungkan oleh orang-orang yang mengaku wakil-wakil Tuhan.


“Ini bukan omongan Bapak, lho. Ini tertulis dalam Kitab Suci.”

“Andai Tuhan menginginkan X maka seharusnya Y bukan Z . Karena yang Dia lakukan Z maka ....”

“Andai Nabi menginginkan A maka yang Dia lakukan adalah B bukan C.”

“Andai...bla..bla..bla, maka bla...bla...bla.”


Saya kok jadi mendadak teringat lirik sebuah lagu :


“Andai ahhh...ahhh...ahhh ahhh...ahhh, ku jadi orang kaya....”

“ Andai..ahhh...ahhh...ahhh...ahhh...ahhhh......”

“Andai..ahhh....ahhh....ahhh.ahhhh...ahhhh.......”

“Andai....”

Yah....sayangnya kok ya cuma andai......-


+ “ Eh ..ngomong-ngomong. - Andai lo jadi Tuhan, apa yang lo lakuin ?? “

- “ Ah, yang bener aja Men, masak gue jadi Tuhan sih...”

+ “ Hmmmm.....Kayaknya lo punya potongan deh....”

- “ Hah ???

Eh,......Lo kaleee...- gue enggak. .....”



SALAM untuk Semua Makhluk Ciptaan Tuhan.


Lovepassword say : Peace !!!


NB : Eh, ngomong-ngomong tulisan ini mengandung kesombongan tipe yang mana, ya ? Wah gawat..., jangan-jangan malah dua-duanya. Duh...sorry banget ya Tuhan. Peace Tuhan...Peace ya ?



0 komentar:







Posting Komentar

Terimakasih telah Berkunjung ....Ditunggu Komentarnya Lho....Silahken Silahken.... ^_^