Minggu, 11 Mei 2008

Teknik Marketing Jenius Microsoft ala Pengedar Narkoba :

Berikut ini Strategi Marketing Microsoft yang menurut saya punya kemiripan dengan teknik pengedar Narkoba :


Strategi Pertama : Gratiskan dulu di muka, jika sudah kecanduan maka pencandu bisa disuruh membayar mahal. Untuk sekolah-sekolah digratiskan, akibatnya : begitu orang tersebut lulus, karena sudah kecanduan maka terpaksa akan beli software tersebut .


Strategi Kedua : Berikan produk gratis bila perlu beri komisi besar untuk para salesman di garis depan : Sebagai kompensasi serta komisi karena sudah berjasa membantu mempopulerkan produknya, Microsoft menggratiskan softwarenya untuk aparat pemerintah. Jika software tersebut dipakai oleh pemerintah, mau tidak mau maka masyarakat akan mengikuti. Apalagi lembaga pendidikan tentu saja ingin lulusannya diterima kerja di instansi-instansi pemerintah. Pemerintah Indonesia entah memang tidak sadar atau pura-pura tidak sadar karena dapat kompensasi – jelas sudah menjadi salesman yang handal untuk produk-produk Microsoft. Pemakaian Software-software Open Source terbukti cuma retorika untuk sedikit menentramkan pakar-pakar TI beneran di Indonesia.


Strategi Ketiga : Berikan barang gratis untuk para tukang pukul : Microsoft harus berbaik-baik dengan aparat penegak hukum di Indonesia karena mereka juga ujung tombak dalam penjualan software-software Microsoft. Software Microsoft nyatanya bisa dipakai secara gratis oleh aparat kepolisian Indonesia, baik dengan agreement(asli) maupun tanpa agreement(bajakan).


Strategi Keempat : Strategi Yoyo, tahu kapan menarik tahu kapan mengulur serta selalu memberikan jalan keluar. Jika dilakukan sweeping produk-produk bajakan secara konsisten maka orang-orang yang tidak punya duit akan 100% berpindah ke Linux karena peluang mereka memakai Windows sudah sama sekali tidak ada. Tetapi bila sweeping dilakukan hangat-hangat tahi ayam, maka justru hasilnya akan lebih besar - baik dari sisi Microsoft maupun aparat keamanan Indonesia. Sweeping yang dilakukan secara tidak konsisten justru akan memberikan hasil besar : Dari sisi aparat keamanan, maka akan banyak pembajak yang bisa ditangkap. Aparat tidak perlu fokus berupaya menciptakan iklim yang mencegah pembajakan. Tetapi lebih enak membiarkan saja terjadinya pembajakan sampai ke peak tertentu lalu bila waktunya tiba bisa memperoleh ikan-ikan yang cukup besar. Dari sisi Microsoft, sweeping yang terlalu sering juga tidak akan menguntungkan pembelian produk Microsoft karena bisa jadi pemakai Windows bajakan terpaksa mau belajar Linux. Dengan memberi semacam peluang untuk pembajakan sampai tahap tertentu, produk Windows justru masih memperoleh tempat di hati masyarakat.


Lalu salahkah strategi model Pengedar Narkoba yang dilakukan oleh Microsoft tersebut ? Jawabannya tentu saja tidak. Semua langkah di atas jelas legal dan terpuji kalau dilihat dari sisi Marketing. Secara jujur saya katakan saya tidak anti Microsoft maupun Bill Gates. Saya sendiri secara pribadi sangat mengagumi Bill Gates baik dari sisi kesederhanaan beliau dan kejeniusan pemikirannya. Tetapi di sisi lain, saya juga berasumsi bahwa software Microsoft gratis sangat mungkin akan memiliki efek kurang menguntungkan bagi dunia TI Indonesia dalam jangka panjang.


Menurut saya alangkah baiknya jika pemerintah Indonesia bertindak bijak dalam menanggapi bantuan Microsoft tersebut. Jangan hanya terpesona dengan jumlah bantuan serta mengabaikan banyak aspek lain karena silau dengan barang mahal yang digratiskan. Kalaupun bantuan tersebut diterima, baik karena alasan politis maupun untuk menjaga hubungan baik. Mulai saat ini pemerintah semestinya juga harus semakin serius menggalakkan pemakaian software-software alternatif yang murah untuk rakyat.


Bersikap adillah dengan rakyat anda. Jangan mentang-mentang pemerintah memakai barang mahal yang digratiskan, pemerintah kemudian malah jadi sales sekaligus tukang pukul -nya Microsoft. Krisis BBM saat ini, krisis pangan, maraknya pembajakan Software dan sejenisnya, muaranya sebenarnya sama : Karena pemerintah Indonesia tidak sedari awal mengedukasi rakyatnya untuk memakai sumber energi alternatif, bahan pangan alternatif, software alternatif serta alternatif-alternatif lain yang lebih murah dan tidak membebani keuangan negara dan juga rakyat itu sendiri. Sudahkah pemerintah kita peka dengan hal-hal semacam itu? Dari sisi retorika jawabannya selalu iya, tetapi prakteknya justru berlawanan dengan apa yang digembar-gemborkan.


Kalau pemerintah serius dengan segala macam alternatif yang murah, maka pemerintah sendiri semestinya menggalakkan barang-barang murah tersebut di kalangan intern pemerintah sendiri. Tetapi faktanya kan tidak demikian. Aparat pemerintah memang memakai barang yang terkesan murah (padahal aslinya mahal) bagi mereka sendiri - karena rakyat yang membayar biayanya - atau sebagai kompensasi telah menjadi sales yang baik bagi produsennya.


Aparat pemerintah enak-enakan di atas sana – memakai barang-barang mahal yang serba gratis. Tetapi di level bawah : Rakyat Indonesia dibebani - serta juga secara tidak langsung terus diedukasi dengan pemakaian barang-barang mahal.


Jadi jangan kambing hitamkan rakyat Indonesia atas maraknya pembajakan software, atas krisis BBM serta krisis pangan, karena bapak-bapak yang terhormat tidak pernah mengajarkan secara serius pemakaian barang-barang alternatif yang lebih murah. Yang saya maksud murah adalah : Murah dari sisi Negara ( tidak membebani Anggaran Negara) serta juga murah dari sisi rakyat. Sudahkah pemerintah secara serius melakukan itu semua ? Tanya sajalah kepada rumput yang bergoyang.


NB : Memakai Windows Vista jelas sama sekali tidak murah bahkan barang gratisannya atau bajakannya sekalipun - karena membutuhkan perangkat keras dengan kemampuan lebih. Kalaupun softwarenya 'digratiskan' oleh Mr Bill Gates, tetap akan cukup banyak dana yang dibutuhkan untuk penyesuaian setiap hardware-nya. Uang siapa yang dipakai ? Kalau uang pribadi tentu silakan saja. Tetapi kalau yang dipakai duit rakyat ? Yah... memang kasihan betul jadi rakyat Indonesia.





2 komentar:








Anonim

mengatakan...

Bos,, sudut pandangnya tentang strategi marketing mi***soft boleh juga. Nggak terpikirkan sebelumnya. Ijin copas ya kalo boleh? ( sy cantumkan sourcenya)





lovepassword

mengatakan...

Silahkan bagi yang mau copas silahkan ....Salam juga bos...




Posting Komentar

Terimakasih telah Berkunjung ....Ditunggu Komentarnya Lho....Silahken Silahken.... ^_^