Sabtu, 19 September 2009

Antara The Secret dan Quantum Ikhlas

Jika anda jalan-jalan ke toko buku misalnya saja Gramedia, Toga Mas dan sebagainya , anda mungkin menjumpai di antara sekian banyak buku di rak terdepan ada buku-buku yang judulnya saya sebutkan. Jika anda belum pernah membaca saya sarankan anda membaca setidaknya membaca tulisan saya ini :) . Jika anda sudah membaca dua buku tersebut - baguslah jadi saya tidak usah repot-repot bercerita . Lho ??? Hi hi hi.

The Secret, karya kompilasi dari Rhonda Byrne, seperti namanya bercerita mengenai Rahasia. Rahasia apa ? Ya Rahasia Kehidupan, Kesuksesan dan sebagainya . Sedangkan Quantum Ikhlas isinya kurang lebih pengembangan dari The Secret dengan versi yang lebih Islami yang dibuat oleh Erbe Sentanu . Di cover belakang Quantum Ikhlas bahkan ada semacam logo yang bertuliskan Kunci Rahasia dari The Secret. Jadi dua buku itu masih terdapat semacam hubungan batinlah.
Buku-buku yang saya sebutkan sungguh aduhai populer, misalnya saja Quantum Ikhlas dikomentari mulai dari pejabat, mantan pejabat, artis, pakar pengobatan alternatif, pakar kesetaraan gender, pakar reiki, dosen sampai wartawan. Mereka semua secara umum memuji buku tersebut habis-habisan.

Salah satu bagian yang paling menarik yang dibahas di kedua buku itu adalah konsep yang mereka namakan Hukum Tarik Menarik ( The Universal Law of Attraction) : Sesuatu akan menarik kepada dirinya segala hal yang satu sifat dengannya . Jadi kalau orang sehobi lalu sering kumpul-kumpul ya wajar karena satu sifat. Lalu bagaimana menjelaskan mengapa ada manusia yang sial terus, yang mendekat kok ya yang buruk-buruk saja ? Buku itu punya penjelasannya. Mungkin saja ada ketakutan terhadap hal-hal tertentu, ada penolakan terhadap sesuatu. Lha perasaan menolak itu justru juga bakal menarik hal-hal yang sebenarnya ingin kita tolak.
Kalo anda diminta tidak membayangkan gajah maka justru gajah akan terbayang-bayang di kepala anda. Anda tidak bisa tidak membayangkan gajah, yang anda bisa membayangkan macan misalnya.

Jadi ketimbang ngomong saya tidak ingin sakit, jauh lebih baik bila saya berpikir saya merasa sehat. Ketimbang mikir sedih nggak punya uang, mendingan merasa sudah punya uang. Intinya sesuatu positif dan negatif atau penolakan ditanggapi sama oleh hukum alam semesta.

Karena saya agak jahil yang terjadi adalah saya malah mikir seperti ini : Jika saya merasa saya tidak ingin kaya , jangan-jangan saya malah jadi kaya raya. Jika saya berkata saya tidak ingin sehat maka saya bisa sehat terus. Hi Hi hi. Ini pikiran orang iseng binti usil menanggapi buku tersebut. Saya bahkan tidak tahu jawaban atas pikiran saya sendiri. Bagi anda yang sama isengnya dengan saya , anda tanyakan saja apa jawabannya ke Mas Arbe Sentanu. Mas , kalau saya mikir saya tidak ingin kaya, ntar apakah saya juga bakal kaya raya ya mas? Kan kata tidak nggak ada artinya. Mudah-mudahan anda tidak disambit pisang. Atau yah minimal kadang kita seneng kan kalo melihat motivator garuk-garuk kepala.

Sudah ah. Pokoknya Intinya gambaran kasarnya gicu deh. Hik Hik Hik.


Dua buku ini adalah buku populer dan memang bukan buku baru sehingga ulasan mengenai dua buku ini mungkin sudah anda baca cukup banyak di internet maupun media lain. Atau malah bahkan sudah anda pernah diskusikan, anda bedah habis-habisan dengan teman-teman seperjuangan.

Lha selain isi bukunya memang menarik - yang paling menarik justru membaca/mendengarkan tanggapan-tanggapan masyarakat itu tadi.

Saya tidak akan membahas komentar yang baik-baik saja karena kalo yang baik mah sudah dipajang menyolok di cover maupun di dalam buku itu. Saya justru kali ini tertarik membahas komentar yang tidak terlalu baik saja . Sesuai dengan The Law of Attraction mungkin saja komentar yang tidak terlalu baik nantinya menghasilkan sesuatu yang baik. :) Kan konsentrasinya pada kata “Baik. “( ngeles mode on)

Mengapa sih buku sekeren itu kok ya masih saja ada yang menanggapi tidak terlalu baik ??? Ternyata alasannya bisa macam-macam.

Alasan Pertama : Bagi manusia tertentu kadang ada bagian yang dianggap maksa atau sok logis. Artinya ada manusia yang memang tidak terlalu suka jika konsep agama setidaknya konsep spiritual disainskan seperti itu atau sebaliknya ada yang justru tidak suka jika konsep sains dibawa-bawa ke dunia spiritual.

Alasan Kedua : Dari kelompok agama atau non agama yang agak-agak kiri gimana gicu : Mereka mungkin geleng-geleng dengan harga buku-buku tersebut , belum lagi membaca baru ngelirik harga buku saja sudah langsung tidak ikhlas. ( saya termasuk yang geleng-geleng). Mereka cenderung mengkritik korelasi antara buku2 semacam itu dengan perubahan dalam masyarakat. Lebih parah lagi jika seminar dsb yang membahas motivasi entah dibalut agama atau tidak ternyata hanya dipakai untuk menghabiskan anggaran instansi baik swasta lebih-lebih pemerintah, dan sebagian lagi mungkin dijadikan ajang cari duit panitianya. Saya sempat baca-baca di koran memang ada juga peristiwa semacam itu. Bukan seminar mengenai buku ini sih, seminar yang lain tetapi sejenis. Kritik yang lebih keras lagi entah ngawur entah tidak : Seminar atau pembahasan mengenai hal-hal semacam itu terbukti tidak mengubah apapun, biarpun di seminar ada yang sampai menangis haru , semuanya merasa baik, merasa plong, merasa diri berubah tetapi di instansi itu kok ya korupsi jalan terus malah instansi X terkenal sebagai sarang korupsi. Mestinya rasa damai dan sebagainya , itu terekspos menjadi kesalehan sosial sehingga bangsa Indonesia maju, Tetapi nyatanya dalam kelompok yang paling kecil saja terbukti tidak berhasil mengubah apapun. Kejem banget yang ngritik ya ?

Alasan Ketiga : Yang ini lebih serem lagi. Buku-buku semacam itu dianggap berasal dari ajaran sesat yang dikemas dengan marketing bagus , karena berpusat pada diri manusia, seolah segala sesuatu terjadi karena kehendak kita. Padahal segala sesuatu terjadi karena Allah semata. Beberapa “pakar agama” menuding bahwa buku-buku semacam itu sponsor utamanya adalah gerakan jaman baru atau di Barat lebih dikenal dengan New Age Movement yang saking pintarnya mengemas kemudian jadi beranak pinak bahkan karena ketidaktahuan kemudian malah dikembang biakkan oleh kelompok-kelompok agama.

Saya terharu campur geli, campur stress campur prihatin campur seneng membaca dan mendengarkan diskusi yang memuji maupun mengkritik buku-buku tersebut. Ini membuktikan setidaknya dualitas pemikiran bisa terjadi di mana saja. Perbedaan pendapat itu biasa kan?

Ada pihak yang lebih suka menekankan pada perbaikan pribadi, kalau pribadi baik masyarakat baik. Ada yang protes justru kalau masyarakat baik maka pribadi baik. Dan lovepassword cuma garuk-garuk kepala. :) . Esensi perdebatannya sebenarnya bukan pada isi buku. Tetapi isi buku itu hanya dijadikan semacam jalan pembuka untuk menjelaskan perbedaan pemikiran atau dualitas pemikiran yang memang sudah ada dalam diri masing-masing.

Kalo masalah ajaran sesat semi sesat atau seperempat sesat ya memang subjektif sifatnya sih. Dan saya rasa pihak-pihak yang ngefans dengan The Secret dan Quantum Ikhlas mestinya juga sudah sadar kalo prinsip dalam fisika quantum kan subjektifitas tadi. Hasil dari pengamatan suatu objek ternyata juga dipengaruhi oleh pengamat. Secara mendasar ternyata seperti itu.

Di dalam agama itu sendiri meskipun The Secret maupun Quantum Ikhlas isinya lintas agama tetapi biarpun lintas agama di dalam masing-masing agama kan memang ada juga perbedaan pendapat.
Buku-buku ini adalah buku motivasi. Namanya buku motivasi ya harapannya untuk memotivasi bukan lalu malah diartikan sebagai buku yang mengkambing hitamkan kegagalan. Kalo ada ustad yang menyarankan anda sedekah biarpun memang kadang menyampaikannya dengan bahasa kembang-kembang , lihatlah itu secara positif. Jika ada pendeta yang secara agak keblinger mengatakan Kemiskinan itu Dosa lihat juga sisi baik keblingernya bahwa itu dipakai untuk memotivasi anda berusaha. Jika ada motivator yang memotivasi dengan cara yang agak gimana gicu ya lihat sajalah sisi baik tujuannya. Jangan selalu anda lihat bahwa ada sekelompok manusia mata duitan yang senang berlindung di balik ajaran agama atau spritualitas. ( Kalimat yang terakhir ini saya tujukan sebagai saran untuk diri saya sendiri ).
Kalo anda jagoan silat, kembangan itu ada kan untuk memperindah gicu kan. Jadi nggak mesti harus mikirnya terlalu kritis. Kadang perlu mikir kalem juga. Berbaik Sangka kepada pihak lain.

Kalimat yang umum dibicarakan biasanya kurang lebih gini yah : “Jika anda baik maka hasilnya baik. “
Lho hasilnya kok ternyata nggak baik. Saya protes keras : lah berarti anda menyepelekan bahwa saya ini tidak baik. Lho ? Hi Hi hi.
Jika anda menanam jagung akan mendapatkan jagung. Lha saya kok dapetnya rumput melulu, padahal sumpeh dicium Sandra Dewi deh, saya sudah merasa menanam jagung. Anda menyuruh saya sedekah agar berhasil, lha memangnya apa anda pikir saya belum sedekah? Duh...:) geleng-geleng.

- Lha nyatanya teman kamu berhasil dan kamu nggak ? + Berhasil atau tidak kan datangnya dari Allah.

- Lha tetapi Allah telah menjanjikan dan Dia pasti menepati janjinya itu berarti kamu yang kurang berusaha dan kurang sedekah.
+ Lho manusia memang berusaha tetapi kan Tuhan yang menentukan. Kamu harus ingat Tuhan yang menentukan bukan manusia.

- Pokoknya kamu jelas kurang berusaha, sedekah dan berdoa- terbukti kamu tidak berhasil karena Tuhan jelas tidak mungkin melanggar janjinya. Kamu juga harus ingat ya : Allah tidak akan melanggar janjiNya. Kamu telah menyepelekan janji Allah. Titik.
+ Pokoknya bukan manusia tetapi Tuhan yang menentukan. Titik. Saya ikhlas kok.

- Kalo kamu ikhlas mestinya itu tercermin dalam kehidupanmu. Karena kamu tidak berhasil berarti kamu belum ikhlas dan belum berusaha.
+ Maksud Lo ???

- Jangan-jangan kamu kebanyakan dosa sehingga nggak berhasil-berhasil
+ Manusia itu diuji tidak saja dengan kemiskinan tetapi juga dengan kekayaannya. Weeeek. Kali-kali saja kekayaanmu itu bukan rahmat tetapi hukuman. Hati-hati lho hartamu itu seperti harta Qarun yang bakal menjauhkan kamu dari Allah.

Datang lagi pakar agama yang berideologi kiri nyamber diskusi : Kegagalan itu juga terkait dengan kegagalan sistem. Karena itu mari kita perbaiki sistem dulu. Agama itu harus juga dilihat dari sisi perbaikan sistem sosial. Yang kalian omongin itu nggak ada gunanya selama sistemnya nggak baik.

+ dan - : ( melotot karena perdebatannya terganggu)
Bagaimana kalo kita sambit makhluk hidup itu bersama-sama ???

( Bletak ) (Whadouw )

=================================================================
Selamat Idul Fitri 1430 H
Minal 'Aidin wal-Faizin

Dumateng para sederek, Nyuwun Pangapura menawi wonten kalepatan.

Bagi yang mudik semoga selamat dan menikmati perjalanannya.


4 komentar:








Anonim

mengatakan...

hahahaa bener banget bro :)






Anonim

mengatakan...

hahahaa... bner2 menghibur, hahahah.....

tapi tuk buku Quantum Ikhlas, q dah baca bukunya, berulang ulang, mski blum hafal semua tekniknya, namun dalam praktiknya saat ini saya sudah merasakan besarnya pengaruhnya buat kehidupan saya yg selalu diliputi kebahagiaan, seperti yang diajarkan mas Erbe Sentanu...
semoga yg belum dapat hidayah, yg selalu punya pemikiran negatif, bisa segera mendapatkan hidayah-Nya dan memahami kekuatan pikiran positif dan kekuatan perasaan positif, amiiiin...





budi

mengatakan...

Terima kasih informasi nya.





fauziah widyaningsih

mengatakan...

ono maneh makhluk koyok ngene




Posting Komentar

Terimakasih telah Berkunjung ....Ditunggu Komentarnya Lho....Silahken Silahken.... ^_^